Jumat, 26 September 2008

Saya adalah ibu dari seorang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tersebut, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran Mc Donald's yang berada di sekitar kampus...

Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering… Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, bahkan orang yang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir? Saat berbalik saat itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat dan tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil.

Saya bingung dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" ke arah saya.... Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang... Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' di tempat itu... Ia menyapa saya, "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong" nya. Saya merasa sangat prihatin…. Setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka dan kami bertiga tiba tiba saja sudah sampai di depan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan secangkir kopi saja. Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran di sini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba tiba saja saya diserang oleh rasa iba... membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu tamu lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya...

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas meja mereka, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap, "Makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca kaca dan dia hanya mampu berkata, "Terima kasih banyak, Nyonya….." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata, "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu....

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata, "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan keteduhan bagi diriku dan anak-anakku!" Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar-benar bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNya'-lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu di antara mereka, seorang bapak, memegang tangan saya, dan berucap, “Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada di sini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNya, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap, "Terima kasih" sambil tersenyum.

Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnet' yang menghubungkan batin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalu melambai lambaikan tangan mereka ke arah kami.

Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi… Hal itu benar benar 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan 'hidayah' bagi saya maupun bagi orang orang yang ada di sekitar saya saat itu.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Allah itu sangat HANGAT dan INDAH sekali...

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini di tangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" Dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswa pun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, ia membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, hingga beberapa siswi yang duduk di deretan belakang di dekat saya di antaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Di akhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis di akhir paper saya… "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu..."

Dengan caraNya sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang orang yang ada di Mc Donald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu : "PENERIMAAN TANPA SYARAT".

Orang bijak mengatakan :
- Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu…
- Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu, tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu…
- Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak… Orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak... Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya…
-Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi Dia tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya. Demikian juga orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni.... Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri…
Hari ini terakhir kerja!!!
Besok udah masuk ke liburan Lebaran... Jadi gua masuk kerja lagi itu tanggal 6 Oktober nti... wow!!! lama banget ya liburannya.... Seneng! Coba kalo gua masih gawenya di 'jungle', hmmmm.... kebayang deh, liburan cuman di 2 hari merah Lebaran doang... tragis pokonya mah....
My Onta lagi sakit nih.... kasian... tapi salah sendiri!! Suruh siapa kepala batu! Udah tau kerjanya jauh... di ujung selatan Bandung, masih pengen keukeuh jemput gua dari kantor.... di utara Bandung.... masih maen bareng sama gua sampe malem... baru pulang ke rumahnya teh jam 21.00 lebihan, kudu bangun pagi lagi dia teh.... kerja spt itu lagi, gitu tiap hari.... hmmmm ada saatnya atuh badannya juga give up... Nah, sekarang waktunya....
Tapi sekarang kita udah make a deal yang baru... After libur Lebaran.... my Onta jemput gua di mie makmur, pool anter-jemput kantor gua buat gua.... Syukur dia teh mau aja.... hahaha.... meureun win-win solution, jadi dia mau... Dia tetep bisa jemput gua, dateng bareng gua ke rumah Popoh... terus gua juga engga ngomel-ngomel, bisa pulang sendiri sama jemputan kantor - yang emang udah jadi jatah gua.... hehehe.... Onta... Onta.... gua makin kenal dia, hmmm.... my Onta teh kepala batu... hese diatur, bawa karep sorangan.... kalo marah meledak-ledak... ihhhh ampun dah.... tapi terlepas dari sifatnya yg demikian, dia sangat sayang sama gua, dia tulus nerima gua apa adanya... I love him...

Selasa, 09 September 2008

Atasan gua ngasih daftar penilaian 3 bulan gua kerja di company ini.... gua udah liat isi dari penilaian-penilaian yang confidential itu... terus atasan gua nyuruh gua mempelajari penilaian dia 2 hari... hahahaha.... dasar aneh dia mah... Penilaian kan tetep penilaian, rahasia pula sifatnya.... masa gua musti tau.... Dia lingkar-in penilaian-penilaian dia pake pensil, terus kalo gua OK, tebel-in pake bolpen.... katanya begitu.... Astaga....

Hmmmm.... engga kerasa ya.... 3 bulan udah gua kerja di company ini... Waktu cepet banget berlalunya.... Asanya teh baru pisan sampe ke Bandung, di-interview sama atasan gua.... sekarang udah penilaian... hehehe....

Today Suksuk & Sukmeh pergi dari Indo… Yaaa seperti biasa, Popoh mah nangis‑nangis… Kali ini juga si Kukuh juga ikutan nangis….. Ya begitulah…. Sebelom ninggal‑in pintu rumah, Sukmeh bilang sama gua: You are a good kid… Gua liat matanya berkaca‑kaca sambil ngomong begitu. Ampir nangis gua juga, cuman gua udah bertekat buat engga kebawa suasana, jangan nangis di depan siapapun…. Seengganya harus ada seseorang yang tegar…. Hmmm… gua tau itu porsi gua… peran yang harus gua ambil automatically.


Suksuk ngasih laptop & camera sama gua…. Jadi engga enak… Emang gua teh berencana buat beli barang‑barang itu, cuman nanti…. Suatu hari di masa depan, engga tau kapan…. Da gua mah engga dependent sama yang namanya teknologi, mendingan masak di dapur… Tapi syukur tentunya…. Engga nyangka dapet apa yang gua harap‑in tanpa ngeluar‑in uang sedikit pun…. Sukmeh juga ngasih banyak barang sama gua, mulai dari baju kerja, bra, lipstick, shadow, mascara, stocking…. Plus nyampe‑in juga titipan sepupu cw gua, perfume & hand body…. Malu yaaa nerima barang segitu banyak teh…. Terlepas dari seneng, soalnya gua sungguh sangat ‘dianggap’, tetep aja da rasa engga enak mah ada…. Jadi sungkan…. Tangan yang di atas selalu lebih mulia kan…. Hopefully someday gua bales berkali lipet dari semuanya itu ke mereka…..


Sekarang Suksuk & Sukmeh lagi terbang ke Ho Chi Minh…. Sebelom balik lagi ke Seattle, mereka berkunjung dulu ke keluarga Sukmeh yang masih ada di Vietnam….


Sekarang gua menjalani kehidupan gua yang hopefully membaik pastinya….. Hidup bareng lagi sama keluarga yang sehari‑hari emang deket physically… Gua engga tau ada rencana apa di depan sana, atau akan terjadi apa nanti…. Yang pasti gua mau menjadikan tehse parts sebagai start langkah gua yang lebih maju…. Udah saatnya gua ‘milih’ kepribadian, menjalani suatu sikap & ngejalan‑in suatu keputusan…. Engga selamanya hari selalu malem, engga selalu juga 24 jam itu terang‑benderang, segala sesuatu ada waktunya, punya prosesnya…. Cuman harus aja gua nentu‑in di mana kaki gua perlu/boleh/harus berdiri tegak…..


Setelah melalui semua kejadian di kehidupan gua ini…. Banyak hal yang terjadi begitu aja tanpa gua pahami, banyak juga peristiwa, kejadian & rencana yang dateng bertubi‑tubi atau hancur berkeping‑keping…. That’s life…. dan segalanya membentuk gua jadi seperti ini…. Sekarang gua melangkah & terus melangkah, jalan lebih maju… gua perlu meningkatkan kualitas hidup gua… jadi berkat buat siapa aja…. Berharap seumpama ‘bubuk kopi’ yang makin ngeluar‑in rasanya ketika makin dipanas‑in… Seperti ‘berlian’ yang makin berkilau sewaktu makin ditempa…. Gua berharap gua demikian…..

Jumat, 05 September 2008

Gua lagi engga enak badan nih..... berat kepala... agak cenut-cenut.... Hmmmm.... meureun udah mah stress ditambah cape lagi, jadi begini.....
Rencana today.... nti pulang kerja, gua & Onta mu jemput suksuk, sukmeh & Popoh di Husen, mereka kan balik dari Denpasar... Hhhh... penderitaan bertambah lagi....
Kenapa ya jadi males pisan gua teh sama keluarga-keluargaan... sungguh useless menurut gua sih....

Rabu, 03 September 2008

Hari-hari yang berat...
to be honest, rasanya udah gila.... sering gua berpikir, apa setiap orang sepusing gua gitu masalahnya... sering banget iri sama orang laen, orang laen mah kelihatannya happy, engga berbeban berat, engga too much pusing & engga sesial gua... Kenapa orang-orang mah punya orang tua yang baik, jadi engga perlu numpang-numpang sama keluarga yang bukan orang tuanya? Kenapa keluarga laen mah enjoy sama urusannya sendiri, engga pusing, apalagi repot-repot ngurus-in orang laen.... why and why... ujungnya why me? Gua engga ngerti da, kenapa gua teh harus ngejalan-in semua ini... Gua benci banget sama keluarga, sifat kekeluargan, keluarga besar... all about keluarga!!! Apaan sih itu teh?! Da gua mah kebiasa hidup tanpa keluarga juga, tapi kenapa gua yang harus nanggung beratus macem sifat orang-orang di keluarga gua itu. Muak da lama-lama mah, weureu juga... Milih someone yang baik sama gua di keluarga ini? Nope. Bahkan Ncil yang gua bela-bela-in juga... for the last time, gua cukup punya perasaan koq. Sekarang, gua cuman tau diri gua aja, makinlah gua harus mengerti, penolong gua cuman Dia yang engga keliatan... Engga ada siapa-siapa lagi.... Udahlah... gua mah pengen putus-in semuanya di sini. Finished!!! & ini titik baliknya... Lebih bebas & jauh lebih baik buat menjauh....
Kejadian by kejadian soal keluarga & seputar kehidupan gua, tentang apa yang gua alam-in, tentang kesusahan gua, tentang putus asanya gua, apalagi soal kecewa mah... hhhhhh.... engga usah dibahas lagi... udah illfeel pisan itu mah.... Sekarang, yang gua percaya... cuman diri gua sendiri yang bisa ngasih garis finish buat semuanya... Mungkin jawabannya engga semata-mata soal di mana gua berada... sekarang yang gua paham-in.... gua yang harus ngelepas-in semuanya.... Moga-moga keputusan yang gua ambil ini baik, engga harus bener... tapi seengganya baik... baik buat diri gua sendiri untuk saat ini mah....