Rabu, 12 Maret 2008

Mengajak Keong Jalan-jalan

Hari sudah hampir kelam, tetapi aku belum bisa bersantai…

karena Tuhan memberiku sebuah tugas,

yang harus aku selesaikan pada hari ini juga,

yaitu mengajak seekor keong berjalan-jalan.

Aku tak dapat jalan cepat.

Keong sudah berusaha keras untuk merangkak,

namun setiap kali ia hanya beralih sedemikian sedikit.

Aku mendesak, menghardik, memarahinya…

Keong memandangku dengan pandangan meminta maaf,

serasa berkata, “Aku sudah berusaha dengan segenap tenaga…”

Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya…

Keong terluka.

Ia mengucurkan keringat, nafasnya tersengal-sengal…

namun ia tetap berusaha… untuk terus merangkak ke depan.

Sungguh aneh…

Mengapa Tuhan memberi tugas seperti ini untukku?

Ya Tuhan… Mengapa?

dan langit tetap sunyi-senyap…

Akhirnya aku membiarkan keong merangkak duluan,

aku mengikuti keong dari belakang.

Kesal rasanya…

Langkahku melambat…

Hatiku mulai tenang…

Oh…

Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata tempat ini adalah sebuah taman bunga.

Aku merasakan hembusan angin sepoi malam yang begitu lembut…

Ada

lagi, aku mendengar suara kicau jangkrik… suara dengung cacing…

Aku menengadahkan wajahku ke atas,

tampak bintang bertaburan di langit, berkelap-kelip di langit yang kelam.

Hatiku terasa damai…

Mengapa dulu aku tak pernah merasakan semua kedamaian ini?

Nampaknya aku suka salah menduga.

Ternyata Tuhan memberiku tugas ini untuk suatu tujuan…

supaya aku bisa memahami dan merasakan keindahan taman ini,

sekalipun dalam kelamnya suasana.

Aku tak mungkin bisa menyadari semuanya itu,

jika keong tidak bersamaku…

Dapat dipastikan ketika aku berjalan seorang diri,

langkahku akan sangat cepat…

hingga aku tak bisa menyempatkan diriku…

untuk tenang, bersyukur, dan merasakan damai…

dalam melalui waktu…

Actually, He's always here and with me for a reason

Jadi, aku belajar…

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padaku,

aku akan menggunakan saat itu untuk memberi penjelasan padanya…

karena mungkin saat itu adalah satu-satunya kesempatan…

yang tidak akan terulang lagi untukku.

Saat bertemu teman yang dapat kupercaya,

aku perlu rukun bersamanya…

karena sepanjang hidup manusia, teman sejati sulit ditemukan.

Saat bertemu penolongku,

aku menaikkan syukur karenanya…

berkat dia-lah… aku bisa mengubah hidupku.

Saat bertemu orang yang dengan tergesa-gesa meninggalkanku,

aku akan menjabat tangannya…

setidaknya dia pernah ada dalam hidupku…

dan mengisi beberapa bagian lembar kenanganku.

Saat bertemu orang yang pernah membenciku,

aku akan memeluknya…

karena dia-lah…

orang yang sudah menunjukkan kesalahan-kesalahanku.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatiku,

aku akan ramah berbincang dengannya...

karena jika bukan karena dia…

hari ini aku tak akan memahami kenyataan dunia ini.

Saat bertemu dengan orang yang pernah diam-diam kucintai,

aku akan memberkatinya….

karena saat mencintainya…

bukankah aku selalu berharap dia bahagia?

Saat bertemu orang yang pernah kucintai,

aku akan menyapanya dengan senyuman…

karena dia-lah…

orang yang telah membuatku lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu dengan orang yang benar-benar kukasihi,

haruslah aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu…

untuk bersamanya sepanjang kesempatan itu belum berlalu…

karena ketika dia telah pergi, segalanya mungkin sudah terlambat bagiku.

Saat bertemu dengan seseorang yang mencintaiku saat ini,

terima kasih akan selalu kukatakan padanya…

karena sangat mungkin saat ini…

dia membawakan sebentuk kasih sejati untukku…

yang akan menemaniku seumur hidup.

Tidak ada komentar: