Rabu, 12 Maret 2008

Pernikahan adalah seperti Sekolah Cinta

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan.

"Kau tidak memiliki pasangan karena kau tidak memintanya," jawab Tuhan.

Kemudian saya meminta kepada Tuhan, seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, serta penuh perhatian. Saya bahkan menjelaskan kriteria pasangan tersebut secara fisik, yang selama ini juga saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu pula, saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya.

Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang kau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?"

"Karena Aku adalah Tuhan yang Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

"Tuhan, aku tidak mengerti, mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

"Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu jika Aku memberikan sesuatu yang BUKAN SEPERTIMU. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta-kasih padamu jika terkadang kau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi kau masih kejam, atau memberikan seseorang yang mudah mengampuni, tetapi kau sendiri masih suka menyimpan dendam, atau memberikan seseorang yang sensitif, namun kau sendiri tidak demikian. Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu, seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang kau cari selama ini, daripada membuatmu membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu. Kau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat di mana kau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi juga untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna KARENA KAU TIDAK SEMPURNA. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu."

Kiranya…

JIKA KAU MEMANCING IKAN… Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kau mengambil ikan itu. Janganlah sekali-kali kau melepaskannya kembali ke dalam air begitu saja, karena ia akan sakit oleh karena ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan lebih menderita lagi selama ia masih hidup. BEGITU JUGA SETELAH KAU MEMBERI BANYAK PENGHARAPAN KEPADA SESEORANG... Setelah ia mulai menyayangimu, hendaklah kau menjaga hatinya. Janganlah sesekali kau meninggalkannya begitu saja, karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya lagi selama ingatannya baik.

JIKA KAU MENADAH AIR…. Biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada
takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh. Cukuplah sekadar keperluanmu. Apabila sekali ia retak, tentu sukar untukmu menambalnya semula dan akhirnya ia dibuang. Sedangkan jika kau mencoba memperbaikinya, mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi.
BEGITU JUGA JIKA KAU MEMILIKI SESEORANG… Terimalah ia apa adanya. Janganlah kau terlalu mengaguminya dan janganlah kau menganggapnya begitu istimewa. Anggaplah ia manusia biasa. Jadi, apabila suatu kali ia melakukan kekhilafan, kau tidak akan terlalu kecewa dan akhirnya meninggalkannya. Dengan demikian, mungkin bagimu untuk memaafkannya dan menerimanya kembali.

JIKA KAU TELAH MEMILIKI SEPINGGAN NASI YANG BAIK UNTUK DIRIMU, MENGENYANGKAN, DAN BERKHASIAT UNTUK TUBUHMU… Mengapa kau masih berlengah, masih mencoba mencari makanan yang lain, dan terlalu ingin mengejar kelezatan. Kelak, nasi itu akan basi dan kau tidak bisa memakannya lagi. Saat itulah, barulah kau menyesal. BEGITU JUGA JIKA KAU TELAH BERTEMU DENGAN SESEORANG YANG MEMBAWA KEBAIKAN KEPADA DIRIMU, MENYAYANGIMU, DAN MENGASIHIMU… Mengapa kau masih berlengah dan masih mencoba membandingkannya dengan yang lain. Janganlah mengejar kesempurnaan. Lebih baik kau bertumbuh menjadi sempurna.

Tidak ada komentar: